Saat Publik Ramai-ramai Menuntut Penundaan Pelaksanaan Pilkada Serentak
Berita

Saat Publik Ramai-ramai Menuntut Penundaan Pelaksanaan Pilkada Serentak

Jangan diteruskan asumsi bahwa kita mampu mencegah kerumunan.

Moch. Dani Pratama Huzaini
Bacaan 5 Menit

Sementara Direktur Eksekutif Pusat Studi Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Andalas (PuSAKO FH Unand), Feri Amsari, mengatakan dengan kenyataan banyaknya korban pandemi Covid-19 yang terus berjatuhan, harusnya tidak ada alasan bagi pemerintah, DPR, dan penyelenggara untuk melaksanakan Pilkada dalam waktu dekat.

Menurut Feri, semangat pemerintah sebagai pihak yang memiliki hajatan ini tidak rasional. Feri menyebutkan kenyataan bahwa sejumlah penyelenggara termasuk Ketua KPU RI dan Anggotanya yang ikut menjadi korban penyebaran Covid-19 menunjukkan bahwa inti penyelenggaraan Pilkada pun berada dalam ancaman yang serius.

“Sehingga tidak ada alasan rasional yang bisa dipertahankan komisi II, pemerintah dan penyelenggara untuk tetap melakukan ini.

Elina Ciptadi dari Kawal Covid mengkonfirmasi pernyataan di atas. Menurut Elina, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk melaksanakan Pilkada karena beberapa alasan. Pertama, jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia yang masih meningkat. Menurut Elina, tidak hanya kasusnya yang srtiap hari ada tapi trendnya pun masih terus naik.

Kedua, trend naik ini didapatkan melalui jumlah tes yang masih rendah. Megacu  ketentuan WHO minimum tes 40.000 orang sehari. Sementara jumlah tes maksimal dalam sehari di Indonesia masih di 20 – 30 ribu. Angka ini pun baru dicapai dalam waktu seminggu belakangan.  Itu pun baru mencapai angka itu di semingguan terakhir ini.

“Kalau kita mengetes lebih banyak orang niscaya jumlah kasusnya akan lebih banyak naik dan positif rate nya turun. Positif rate kita kemaren 20 persen, jadi 20 persen orang yang dites itu positif. Ini tanda kalau pandemi ini belum terkendali,” terang Elina.

Anwar razak dari Kopel Indonesia menyebutkan pada dasarnya permintaan untuk menunda pelaksanaan pilkada saat ini sudah dilakukan jauh-jauh hari. Anwar menilai publik masih melihat adanya trend kenaikan jumlah yang terus terjadi. Artinya hingga saat ini tidak bisa diukur puncak penyebaran Covid-19 secara pasti. Anwar menyebutkan, apa yang terjadi kepada para penyelenggara sebenarnya mesti menjadi peringatan kepada.

Tags:

Berita Terkait