Pesan Penting Ketua MPR Saat Perayaan HUT KAI ke-13
Terbaru

Pesan Penting Ketua MPR Saat Perayaan HUT KAI ke-13

Semakin berkontribusi dalam perkembangan hukum di Tanah Air, momentum menegakan prinsip-prinsip negara hukum, membangun masyarakat yang taat hukum, mengedepankan aspek kualitas dan integritas Advokat, hingga Advokat yang berjiwa Pancasila.

Rofiq Hidayat
Bacaan 3 Menit

Presiden KAI Tjoetjoe Sandjaja Hernanto menyambut baik pesan dari Ketua MPR. Menurutnya, kesuksesan menjalankan roda organisasi KAI karena solidaritas pengurus pusat dan pimpinan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) KAI seluruh Indonesia. “Ahamdulillah kita bisa berkumpul di HUT KAI ke-13,” kata dia.

Sejak berdirinya KAI pada 2008 silam, selama 7 tahun anggota KAI mengalami masa-masa sulit dan tidak tenang dalam menjalankan profesinya sebagai advokat. Tapi, sejak terbitnya putusan Mahkamah Konstitusi No.36/PUU-XIII/2015 dan Surat Ketua Mahkamah Agung (SKMA) No.73/KMA/HK.01/IX/2015 terkait pengakuan organisasi advokat di luar Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi), KAI diberi kesempatan bisa bekerja sebagaimana organisasi advokat lain.

Sejak 2015 silam, KAI mulai mengejar ketertinggalan. Kini, KAI pimpinan Tjoetjoe sudah dapat bersaing dengan organisasi advokat lain. Dia optimis KAI bakal jauh lebih besar ke depannya. Apalagi KAI telah masuk dalam dunia digital. “Anggota KAI harus jauh lebih adaptasi dengan dunia digital yang terus mengalami perkembangan pesat,” pintanya.

Akhiri pengabdian

Dalam kesempatan ini, Tjoetjoe mengaku bakal mengakhiri jabatannya pada awal 2024 mendatang. Karena itu, dia meminta perlu dipersiapkan calon penggantinya melalui pemilihan yang demokratis. Di sisa akhir masa jabatannya, dia berharap dapat sukses melakukan regenerasi di KAI. Dia yakin terdapat anggota KAI yang jauh lebih memiliki kemampuan dibanding dirinya.

“Jadi izinkan saya mengakhiri pengabdian sebaik-baiknya. Saya yakin KAI mendatang calon pengganti yang punya kemampuan lebih baik dari saya,” katanya.

Meski masih tersisa dua tahun lebih mendatang, Tjoetjoe telah membuat rambu-rambu calon yang dapat maju dalam pemilihan pimpinan KAI mendatang. Pertama, harus advokat yang telah menduduki jabatan sebagai wakil presiden KAI. Kedua, advokat yang menjabat sebagai Ketua DPD KAI di wilayah Indonesia. “Tidak mungkin KAI punya presiden sim-salabim. Harus melalui dua pintu itu. Itu konstitusi yang ada di KAI,” katanya.

Dia berjanji bakal fokus menyelesaikan masa jabatanya dua tahun lebih ke depan. Ia pun enggan memikirkan politik di internal KAI. Makanya jauh lebih penting memajukan organisasi di masa bhaktinya yang tersisa. “Ini bukan basa-basi politik, dan saya tidak mau dijebak seperti 2019. Saya minta izin tidak hadir di kongres. Terima kasih atas ‘jebakan batman’ di Surabaya,” katanya.

Tags:

Berita Terkait