Todung Mulya Lubis:
Etika Sepakbola Harus Tegas
Profil

Todung Mulya Lubis:
Etika Sepakbola Harus Tegas

Pelanggaran etika dalam dunia olahraga akan mengkerdilkan olahraga itu sendiri.

MVT
Bacaan 2 Menit

Diakui Todung, dirinya memang baru mengenal sepakbola Indonesia. Namun, Todung tetap tertarik menjadi pengurus PSSI karena sang Ketua Umum Djohar Arifin Husein dinilai memiliki semangat untuk memperbaiki sistem dan kompetisi sepakbola di Indonesia. Pihak PSSI ingin ada satu komisi kode etik yang baru, benar-benar independen, imparsial, dan objektif. Saya diminta masuk. Saya terima,” jelasnya. 

Sejalan dengan keinginan, Todung mengaku juga ingin membangun etika sepakbola di Indonesia. Menurutnya, Indonesia sebenarnya punya potensi besar untuk menjadi negara sepakbola berkualitas. Todung pun cukup optimis Indonesia bisa ke ajang bergengsi Piala Dunia dengan syarat Indonesia bisa membangun sistem dan kompetisi persepakbolaan yang baik. “Saat ini masih jauh lah saya kira (Indonesia ke Piala Dunia, red.),” ujarnya realistis.

Dalam rangka itu, Todung ingin membantu PSSI dengan berkontribusi di bidang penegakan etika. “Penting untuk membangun etika sepakbbola di Indonesia. Itu harus diterapkan dengan sangat ketat di tubuh PSSI. Kalau tidak prestasi sepakbola Indonesia tidak akan berkembang karena digerogoti pelanggaran etis. Efeknya jangka panjang,” ujarnya bersemangat.

Ditanya aspek etika mana yang butuh perbaikan etika, Todung mengatakan semua hal yang berkaitan dengan PSSI perlu diperhatikan. Tidak hanya etika di kalangan pengurus dan pemain, wasit pun perlu menjadi perhatian Komite Etika

“Saya kira kita harus coba buat satu perumusan kode etik yang benar-benar mengatur siapapun yang terlibat dalam pengelolaan PSSI. Pelanggaran etika dalam dunia olahraga akan mengkerdilkan olahraga itu sendiri,” ujarnya berfilosofis.

Terkait pemain, Todung mengakui perlu ada pembahasan mengenai batasan kewenangan antara Komite Etika dengan Komisi Disiplin. Namun keterikatan pemain pada etika tetap harus menjadi tujuan utama. 

“Saya kira nanti akan ada pertemuan dengan Komisi Disiplin untuk membahas wilayah kerja Komisi Disiplin sampai mana, wilayah kerja Komite Etika sampai mana,” paparnya. Sejauh ini, aku Todung, belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai lingkup kerja Komite Etika.

Berdasarkan catatan hukumonline, Todung bukan advokat pertama yang menjadi pengurus PSSI. Sebelumnya, beberapa advokat seperti Syarif Bastaman, Hinca Panjaitan, dan Togar Manahan Nero juga pernah menjadi pengurus.

Tags: