Terindikasi Fraud, Bank Dunia Stop Lanjutkan Survei EoDB
Terbaru

Terindikasi Fraud, Bank Dunia Stop Lanjutkan Survei EoDB

Bank Dunia menyampaikan pihaknya akan memulai serangkaian peninjauan kembali dan audit serta metodologi survei EoDB.

Mochamad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit

Laporan WilmerHale menyatakan terdapat bentuk “tekanan langsung” dan “tidak langsung” dari staf senior Bank Dunia saat itu untuk mengubah metodologi laporan sehingga meningkatkan skor penilaian Cina. Namun, Georgieva secara tegas membantah temuan investigasi yang menyatakan telah memberi pengarahan dalam laporan Doing Business.

“Secara fundamental saya menolak temuan dan interpretasi dari laporan tersebut,” tegas Kristalina.

Kemudian, dalam laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Georgieva dan penasihat utama, Simeon Djankov juga menekan staf Bank Dunia untuk membuat perubahan spesifik pada data Cina dan meningkatkan peringkatnya. 

Disampaikan bahwa terdapat keluhan dari Beijing terhadap peringkat Cina dalam laporan “Doing Business” pada 2017 yang berada pada ranking 78. Sedangkan dalam “Doing Business” 2018, peringkat Cina akan turun lebih jauh sehingga terjadi tekanan serta perubahan metodologi survei. 

WilmerHale menyatakan Georgieva mengunjungi rumah manajer World Bank yang mengerjakan survei “Doing Business” tersebut untuk mengambil Salinan laporan akhir yang meningkatkan peringkat China. Dan, Georgieva menyampaikan rasa terima kasih kepada karyawan tersebut karena membantu "menyelesaikan masalah". Sementara manajer tersebut tidak dapat berbuat banyak karena tekanan dari petinggi Bank Dunia serta berisiko terhadap pekerjaannya.

Persoalan ini tidak lepas dari kebutuhan Bank Dunia terhadap modal dari Cina. Masih dikutip dari Reuters bahwa Bank Dunia mengumumkan peningkatan modal senilai $13 miliar yang didorong peningkatan kepemilikan saham China menjadi 6,01% dari 4,68%.

Sebelumnya, mantan kepala ekonom Bank Dunia Paul Romer pertama kali menyuarakan keprihatinan tentang integritas laporan "Doing Business" pada tahun 2018. Saat itu, dia menyoroti peringkat Chili yang kemungkinan bias terhadap Presiden sosialis saat itu Michelle Bachelet. Tidak lama setelah komentarnya tersebut, Romer meninggalkan Bank Dunia.

Sementara itu, Departemen Keuangan Amerika Serikat, yang mengelola kepemilikan saham dominan AS di IMF dan Bank Dunia, mengatakan sedang menganalisis temuan yang dianggap serius tersebut. "Tanggung jawab utama kami adalah menegakkan integritas lembaga keuangan internasional," kata juru bicara Departemen Keuangan Alexandra LaManna.

Reuters juga menyatakan Kim tidak menanggapi permintaan komentar, sementara Djankov juga tidak bisa dihubungi.

Tags:

Berita Terkait