Arfidea Dwi Saraswati: Konsultan Hukum Dunia Tambang
Profil

Arfidea Dwi Saraswati: Konsultan Hukum Dunia Tambang

Ia konsultan bidang hukum pertambangan termuda dari Indonesia dalam nominasi Who’s Who Legal’s Best Mining Lawyers dua tahun berturut-turut.

MvT
Bacaan 2 Menit

 

“Buat saya, tidak ada masalah jender, semuanya selalu setara. Yang penting, konsultan hukum perempuan harus memiliki keberanian untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang ada,” tandas pemegang gelar sarjana hukum lulusan Fakultas Hukum UI (1997) dan LLM dari Duke University School of Law (2003) ini.

 

Menurutnya, profesi konsultan hukum lebih menuntut kualitas dan keberanian dari seorang lawyer, termasuk perempuan. “Karena itu, yang dibutuhkan adalah keinginan untuk terus maju. Setiap perempuan harus mampu menunjukkan kualitas dan kemampuan sebagai lawyer,” ujarnya.

 

Meski demikian, ia mengakui ada kewajiban lain yang harus diperhatikan sebagai perempuan, yaitu memperhatikan keluarga dan tumbuh kembang anak. Arfidea, yang tengah hamil empat bulan anak kedua, mengatakan tanggung jawab terhadap keluarga tidak bisa diabaikan oleh perempuan.

 

Arfidea mengatakan, pekerjaan sebagai konsultan hukum memang menuntut pengorbanan waktu yang banyak. Hampir semua konsultan hukum bekerja hingga larut malam untuk kemudian masuk kantor kembali pagi harinya. “Ini memang pekerjaan yang berat, namun bukan berarti tidak bisa dihadapi dengan baik, termasuk soal waktu kerja,” katanya.

 

Arfidea termasuk beruntung bisa berkantor yang sama dengan suaminya, Johannes Sahetapy-Engel. Berdua, bersama dua orang konsultan hukum lain, mereka mendirikan kantor konsultan hukum Arfidea Kadri Sahetapy-Engel Tisnadisastra. Meski baru berusia sekitar enam bulan, kantor ini berlokasi di tempat strategis, kawasan bisnis Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat. Sebelumnya, Arfidea bekerja di kantor pengacara SSEK.

 

Arfidea mengungkapkan, kerja efisien dan efektif jadi kunci utama baginya agar tidak bekerja ‘dari pagi hingga pagi’. Baginya, sangat penting bagi seorang konsultan hukum untuk punya manajemen waktu yang baik. Memang, saat ini sebagai konsultan senior, ia sudah punya tim yang bisa saling berbagi beban pekerjaan.

 

Namun, resep ini pun menurut Arfidea bisa dipakai konsultan hukum muda, meski tidak hanya untuk perempuan. Manajemen waktu yang baik juga menunjukkan kualitas kerja. “Misalnya, kalau keluar makan siang tidak perlu sampai dua tiga jam,” ujarnya sambil tersenyum.

 

Selain itu, konsultan hukum muda juga perlu belajar melakukan riset dengan efisien. Caranya, mengenali kebutuhan sumber riset dan mencatatnya dengan baik. Saat dibutuhkan kembali, tidak ada kesulitan untuk mencari bahan riset. “Dengan waktu yang efisien seperti itu, pekerjaan bisa cepat selesai. Waktu untuk kegiatan lain pun lebih banyak. Tapi tetap, kualitas harus dikedepankan,” pungkasnya.

Tags: